Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan juga di Youtube, Rabu (4/5/2011), rombongan Komisi VIII DPR melakukan studi banding ke Australia pada 26 April-2 Mei 2011 kemarin.
Di negeri Kanguru itu, Komisi VIII beralasan hendak melakukan studi banding dalam rangka menggodok RUU Fakir Miskin. Anggaran kunjungan ditaksir mencapai Rp 800 juta. Nah, protes atas kunjungan ini sempat datang dari para pelajar Indonesia di Australia, hingga kemudian akhirnya Komisi VIII membuat audiensi.
Cerita dimulai, bertempat di KJRI Melbourne, pada Rabu 27 April malam waktu setempat, dengan percaya diri Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding membuka diskusi. Sejumlah program dan tujuan kunjungan dipaparkan politisi PKB itu.
Hingga akhirnya sampai kepada sesi tanya jawab. Seperti sudah dipaparkan PPI Australia dalam siaran persnya, mereka mempersoalkan agenda kunjungan dan waktu kunjungan. Saat kunjungan DPR dilakukan, Parlemen Australia tengah berlibur, ditambah lagi Komisi VIII sama sekali tidak mengagendakan bertemu dengan pihak pemerintah Federal Australia yang menangani langsung urusan kemiskinan.
Pertanyaan-pertanyaan datang mengalir ke Komisi VIII. Hingga akhirnya dengan alasan waktu habis, diskusi diakhiri. Namun saat itu banyak pertanyaan yang belum dijawab.
“Prinsipnya kita anggota Komisi VIII terbuka atas semua masukan,” kata seorang pria yang berdiri di depan dan memegang mike.
Saat itu, tiba-tiba seorang pelajar memotong ucapan anggota Komisi VIII tersebut. Dia meminta alamat email para anggota dewan. Anggota DPR itu pun menjawab, kepada para pelajar akan diberi alamat email Komisi VIII.
Ada juga celetukan yang meminta agar tiap anggota dewan memberi alamat email masing-masing. Namun anggota Komisi VIII sepertinya sudah sepakat. Alamat email yang diberikan alamat resmi Komisi VIII.
Dalam video di Youtube bertajuk ‘Email resmi Komisi 8 DPR RI’ juga terlihat, anggota DPR berjaket hitam sibuk meminta kepada stafnya dan juga rekannya, apakah alamat email Komisi VIII. Hingga akhirnya keluar ucapan dari seorang anggota DPR perempuan, “Alamat email Komisi VIII @yahoo.com.”
Dalam video yang diunggah PPI Australia pada 30 April itu, ucapan soal alamat email ini diulang beberapa kali. Diselipkan kata-kata “What??” dan “Sekali lagi, Bu?”, atas penyebutan alamat email itu. Seolah tidak percaya, parlemen Indonesia memakai alamat email gratisan bukan ‘go.id’ seperti lazimnya.
“Komisi 8 @yahoo.com,” ucap ibu itu. Keriuhan sempat terjadi. Para pelajar meminta kejelasan alamat email, hingga kemudian seorang pria mengulang dengan keras alamat email itu.
“Ya itu, alamat staf ahli Komisi,” imbuh pria yang memegang mike.
Video yang diunggah di youtube itu sejatinya dipakai sebagai alat sindiran. Hingga kini sudah ada 6.178 orang yang melihat video itu. Lalu apakah alamat email resmi Komisi VIII DPR? Belum ada yang tahu.
Persoalan muncul, ternyata alamat email itu tidak ada. Detikcom yang juga mencoba berbagai kombinasi alamat email KomisiVIII@yahoo.com, Komisi8@yahoo.com, juga Komisidelapan@yahoo.com memastikan tidak ada alamat email itu yang dipegang anggota dewan yang terhormat.
Hanya saja, dari satu alamat email yakni Komisi8@yahoo.com memberikan balasan. Isinya menegaskan email itu tidak dipegang oleh anggota dewan.
“Terima kasih untuk email anda tapi mohon maaf ini bukan email resmi Komisi VIII DPR-RI sebagaimana disebutkan dalam pertemuan Komisi VIII dengan PPIA di Melbourne. Namun jika anda tetap ingin menyampaikan masukan, keluhan, atau apapun saya akan kompilasi meskipun belum tahu caranya bagaimana untuk menyampaikannya ke Komisi VIII DPR-RI,” demikian isi balasan email itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar