Semula kejadian pada 22 Juli 2011 ini diduga sebagai aksi terorisme karena diawali dengan ledakan bom yang menewaskan tujuh orang di pusat kota Oslo. Satu jam kemudian, seorang pria berseragam polisi yang belakangan diketahui bernama Anders Behring Breivik, mendatangi Pulau Otoya yang berjarak sekitar 50 mil dari kota tersebut, dan menembaki sekitar 700 pemuda yang tengah menghadiri pertemuan organisasi pemuda Partai Buruh di pulau itu. Sebelum aksi penembakan dilakukan, Anders sempat meminta para pemuda dari partai berkuasa di Norwergia itu untuk berkumpul, dan para pemuda itu menurut tanpa curiga.
Saat penembakan dilakukan, sejumlah pemuda sempat melarikan diri, dan Anders yang berusia 32 tahun, mengejar dan mencarinya ke mana-mana, termasuk semak-semak, gua dan di antara bangunan-bangunan di Pulau Otoya. Sedikitnya 91 orang tewas dalam kejadian ini. Korban selamat kebanyakan nekat terjun ke laut dan berenang menjauhi pulau.
Dari manifesto "2083 – A European Declaration of Independence" setebal 1500 halaman yang ditayangkan Anders secara online sejam sebelum serangan dilakukan, diketahui kalau pria ini membenci imigran muslim yang masuk ke Norwegia dan menganjurkan dikobarkannya Perang Salib untuk melawan Muslim di Eropa agar Eropa tidak dijajah umat Islam. Media-media di Eropa menyebut perbuatan Anders ini sebagai tragedi terburuk sejak Perang Dunia II.
6. Tabrakan Kereta di China
Pada 23 Juli 2011 dua kereta ekspres di Cina bertabrakan, dan mengakibatkan 32 orang tewas. Musibah bermula ketika kereta ekspress D3115 dari Hangzhou menuju Wenzhou di provinsi Zhejiang, China timur, berhenti akibat kehilangan tenaga setelah disambar petir. Pada saat kereta berhenti, datang kereta ekspres D301 dari kota Shuangyu, Wenzhou. Tabrakan tak terelakkan, sehingga beberapa gerbong keluar rel, dan dua di antaranya jatuh dari jembatan setinggi lebih dari tiga meter, sementara satu di antaranya tergantung di sisi jembatan.
Kereta berinisial "D" adalah generasi kereta super cepat pertama Cina, dengan kecepatan rata-rata mencapai hampir 160 km per jam. Ini kereta tipe baru yang sedang dikembangkan pemerintah Negara Tirai Bambu, dan telah menghabiskan dana hingga US$33 miliar (sekitar Rp281 triliun). Akibat musibah ini, proyek pengembangan kereta api itu dihentikan sementara untuk dievaluasi.
7. Resesi Ekonomi Eropa
Awal Agustus bangsa-bangsa di Benua Biru menghadapi mimpi buruk yang dipicu krisis utang bidang properti di Amerika Serikat. Tanpa dapat dicegah, negara-negara seperti Inggris, Italia, Yunani dan lain-lain, terperosok dalam jurang resesi keuangan yang parah akibat kegagalan membayar utang, sehingga negara mereka bergejolak. Perekonomian Yunani dan Italia bahkan hancur sehingga pada November, atas desakan berbagai kalangan, Perdana Menteri Yunani George Papandreou dan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, mengundurkan diri. Hingga kini, resesi masih mendera Benua Biru. Sejumlah analis bahkan memprediksi, krisis ini baru akan mencapai klimaks pada pertengahan 2012.
8. Kerusuhan London
Kasus ini merupakan buah dari resesi yang melanda Eropa. Persoalan bermula dari kematian Mark Duggan, pemuda 29 tahun yang disebut-sebut sebagai anggota geng bersenjata di London. Mark tewas akibat tembakan polisi di dadanya.
Kematian Mark disikapi dengan amarah oleh para pemuda di negeri Lady Di, sehingga pada 6 Agustus 2011 kerusuhan meletus di Tottenham, London Utara. Kerusuhan yang diwarnai penjarahan dan pembakaran kendaraan serta gedung-gedung itu menyebar dengan cepat ke seluruh London dan kota-kota lain di Inggris. Kembang api, bom molotov dan senjata lain dilemparkan massa kepada polisi. Toko-toko dijarah, warga dianiaya dan dirampok. Kerusuhan baru berhenti pada 12 Agustus, setelah polisi menangkap lebih dari 1.000 perusuh, dimana 400 di antaranya kemudian diadili.
Kerusuhan ini menewaskan 5 orang dan mencederai 16 orang. Kerugian materil akibat kerusuhan ini diperkirakan mencapai 200 juta poundsterling, dan aktivitas perekonomian terhenti selama sepekan. Kerusuhan ini dianggap sebagai insiden terburuk di Inggris sejak Perang Dunia II.
9. Banjir di Thailand
Musibah yang terjadi mulai 18 Oktober 2011 ini melanda 48 provinsi di Thailand, dan baru surut seluruhnya setelah 40 hari. Banjir ini tak hanya meredam 2,3 juta rumah penduduk, tujuh kawasan industri dan 300.000 hektar lahan pertanian, tapi juga melumpuhkan aktifitas perekonomian dan pemerintahan, serta menewaskan sedikitnya 370 orang. Kerugian akibat musibah ini ditaksir mencapai 156,7 miliar baht atau sekitar US $5.1 miliar. Banjir diakibatkan oleh hujan yang turun selama berhari-hari, sehingga air sungai meluap dan tanggul-tanggulnya jebol.
10. Terjangan Badai Washi di Filipina
Badai Washi yang berkecepatan lebih dari 200 km/jam, menerjang kawasan pantai timur Pulau Mindanao dan sekitarnya pada Jumat 16 Desember 2011, mengakibatkan sungai-sungai meluap, memicu banjir bandang, dan tanah longsor. Sedikitnya 957 orang tewas dan 49 orang hilang. Banyaknya korban jiwa diakibatkan ketidaksiapan warga dalam mengantisipasi datangnya bencana, mengingat badai menerjang pada malam hari di saat sebagian besar dari mereka telah tidur lelap. Kota besar pelabuhan di Filipina selatan, yakni Cagayan de Oro dan Iligan, merupakan kawasan yang paling parah diterjang badai Washi. Di kedua lokasi ini, korban tewas mencapai sekitar 579 orang. aneh semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar